.::. Galeh Aji Wedding Organizer .::.

Paket Pernikahan Yogyakarta || Paket Pernikahan Murah Yogyakarta

Apa yang ada di dalam benak Anda ketika mendengar kata sawer? Mungkin hal yang identik dan berhubungan erat dengan acara perge...

Makna Dibalik Upacara Sawer

By 7/03/2014 , , , , , ,




Apa yang ada di dalam benak Anda ketika mendengar kata sawer? Mungkin hal yang identik dan berhubungan erat dengan acara pergelaran musik dangdut di tanah air ya. Memang sawer bisa diartikan sebagai tindakan memberikan uang kepada penyanyi atau penari, biasanya diserahkan oleh para penonton pria kepada para penyanyi perempuan yang sedang menunjukkan kebolehannya dalam menyanyi dan menari.

Tak jauh berbeda dari artian ini, sawer secara umum merupakan bentuk apresiasi pemberi sawer dalam menghargai atau memberi penghargaan kepada orang lain, dalam hal ini kebanyakan dilakukan terhadap seniman atau pekerja seni yang sedang melakukan pertunjukan.

Dalam ranah dan lingkup wilayah yang lebih kecil, sawer juga merupakan salah satu bagian dari tradisi atau upacara pernikahan adat Sunda, salah satu suku di Indonesia tepatnya di daerah Jawa Barat.

Upacara sawer pengantin, atau yang biasa juga disebut dengan “nyawer” saja, merupakan salah satu bagian dari upacara pernikahan yang biasa dilakukan oleh masyarakat suku Sunda di Jawa Barat. Tentu saja, dalam setiap upacara adat pastilah mengandung makna atau maksud dan tujuan tertentu. Begitu pula dengan upacara sawer. Apa makna dibalik upacara sawer ini?

Intinya, dalam upacara sawer ini, banyak nasehat dan doa diberikan kepada kedua calon mempelai yang sebentar lagi akan menempuh lembaran baru kehidupan yaitu kehidupan berumah tangga. Hal ini lah yang merupakan makna dan tujuan utama diadakannya upacara nyawer.


Pemberian Doa dan Nasehat

Pemberian doa dan nasehat dalam upacara sawer dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk sastra lisan klasik hasil peninggalan budaya dari nenek moyang dan leluhur bangsa Indonesia khususnya yang berasal dari wilayah Sunda. Upacara ini dipimpin oleh seorang juru atau ahli sawer dan dilaksanakan setelah selesai akad nikah. Kedua mempelai yang kini telah resmi dan sah secara agama dan hokum sebagai sepasang suami dan istri di dudukkan di halaman depan rumah, tepatnya dibawah apa yang disebut sebagai penyaweran atau cucuran atap.

Kedua mempelai duduk dengan dinaungi payung yang dibawakan oleh seseorang. Nasehat dan doa dalam upacara sawer berisi alunan kidung kidung sawer yang sarat akan makna, dan kedua orang tua kedua belah pihak pun bisa menyawer mempelai dengan diiringi oleh alunan kidung.

Saat melakukan penyaweran, juru atau ahli sawer sesekali menyebar atau menaburkan isi bokor atau suatu wadah disela sela upacara sawer yang sedang berlangsung. Bokor ini diisi dengan beras kuning, uang receh aau uang logam, permen, bunga bungaan, serta dua buah tektek: ramuan yang biasa dipakai untuk menyirih yang diisikan pada lipatan daun sirih. Isi bokor ditaburkan pada kedua mempelai dan juga kepada para penonton dan tamu undangan yang hadir. Dengan melakukan hal ini, diharapkan kedua mempelai dalam kehidupan rumah tangganya kelak dilimpahi dengan rejeki dan juga kebahagiaan.


Naskah Sawer

Pada umumnya, naskah sawer pengantin biasa dibagi menjadi tiga bagian: bagian pembuka terdiri dari 6 bait, bagian isi berisikan 89 bait, lalu biasa ditutup dengan pupuh. Naskah sawer ini berisikan nasehat dan doa dalam bahasa Sunda dan mengandung berbagai nilai yang penting untuk diamalkan dalam kehidupan berumah tangga, antara lain mengandung nilai agama atau ketuhanan, moral dan budi pekerti, nilai ilmiah (yaitu nilai yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan), serta nilai kecerdasan manusia terutama dalam hidup bermasyarakat.

Bangsa yang baik adalah bangsa yang mengetahui dan berkenan untuk mempertahankan budayanya. 

Sumber : dari berbagai sumber

You Might Also Like

0 komentar