Pernikahan Adat Papua
Dasarnya, upacara adat pernikahan Papua memiliki perbedaan di setiap suku. Namun ada beberapa kesamaan secara garis besar. Berikut adalah adat pernikahan Suku Biak.
Lamaran
Suku Biak mempunyai dua cara dalam melamar calon pengantin. Pertama, Sanepen atau perjodohan di mana proses lamaran dilakukan oleh kedua belah pihak orang tua sejak kedua calon pengantin masih berusia anak. Kedua, Fakfuken adalah proses pinangan yang dilakukan setelah calon pengantin berusia di atas 15 tahun.
Awalnya, pihak laki – laki akan mendatangi pihak perempuan dalam proses pinangan secara resmi. Dalam acara pinangan, pihak laki – laki membawa kaken (kalung atau gelang yang terbuat dari manik – manik) sebagai simbol perkenalan, apabila pinangan tersebut disetujui maka pihak perempuan juga memberikan kaken sebagai simbol penerimaan.
Setelah proses pinangan diterima dan disetujui, kedua pihak calon pengantin kemudian berunding untuk menentukan mas kawin dan hari pernikahan.
Kamfar menjadi mas kawin pada tradisi adat pernikahan Papua jaman dahulu, yaitu berupa gelang yang terbuat dari kulit kerang hingga perahu. Kini, mas kawin bisa berupa roibena, gelang perak, atau bahkan porselen dari Cina.
Tradisi Persiapan Dan Upacara Adat Pernikahan Papua
Persiapan sudah dilakukan satu hari sebelum hari pernikahan. Tradisi persiapan pernikahan ini disimbolkan dengan acara makan antara kedua calon pengantin bersama dengan seluruh saudara laki-laki hanya dari pihak ibu kedua calon. Tradisi makan bersama ini disebut dengan Samrem.
Calon pengantin perempuan baru akan dirias oleh keluarganya sesuai dengan adat yang ada. Setelah itu, baru calon pengantin perempuan dibawa menuju rumah calon pengantin laki-laki.
Acara puncak adat pernikahan Papua dilaksanakan di rumah pihak laki – laki.
Penyerahan roibena diawali oleh pihak perempuan yang merupakan simbol keluarga pihak perempuan telah menyerahkan calon pengantin sepenuhnya kepada pihak laki – laki. Pihak perempuan akan menyerahkan asyawer yang terdiri dari seperangkat senjata seperti panah, parang, dan tombak.
Pihak keluarga laki – laki juga akan memberikan hal serupa sebagai simbol penerimaan calon pengantin perempuan dan keluarga pihak laki – laki akan menjaganya sama seperti anak sendiri. Setelah prosesi penyerahan ini selesai, maka upacara pernikahan baru bisa dilanjutkan.
Inti dari adat pernikahan Papua terletak pada upacara pemberian sebatang rokok yang dipimpin oleh kepala adat suku Biak. Kedua calon pengantin, baik perempuan maupun laki – laki, wajib menghisap rokok yang mirip seperti cerutu tersebut.
Setelah itu, kedua mempelai masing – masing mendapatkan ubi yang sudah dibakar dan kemudian kepala adat akan membacakan doa atau mantera yang merupakan permohonan kepada Tuhan agar pengantin diberikan kebahagiaan.
Proses doa yang mengiringi pemberian ubi tersebut dinamakan wafer. Setelahnya, kedua mempelai akan saling menyuap ubi sebagai simbol bahwa mereka sudah sah menjadi suami istri. Tradisi diakhiri dengan acara makan bersama antara kedua pihak keluarga dan tamu undangan.
Sumber : berbagai sumber
0 komentar