.::. Galeh Aji Wedding Organizer .::.

Paket Pernikahan Yogyakarta || Paket Pernikahan Murah Yogyakarta

Tande putus terdengar seakan-akan berhubungan dengan sesuatu yang merupakan pertanda putusnya sebuah hubungan. Padahal tande putus tid...

Mengenal Prosesi Tande Putus Pernikahan Betawi

By 8/25/2017 , , , , ,


Tande putus terdengar seakan-akan berhubungan dengan sesuatu yang merupakan pertanda putusnya sebuah hubungan. Padahal tande putus tidak berarti negatif. Tande putus ini merupakan salah satu rangkaian dalam upacara adat pernikahan orang Betawi. Prosesi tande putus ini sebenarnya berarti pengikat yang menjelaskan bahwa mempelai perempuan atau none calon mantu sudah ada yang punya.

Ritual ini dilakukan setelah proses "ngelamar" yang juga berfungsi sebagai penentu berlanjut atau tidaknya suatu hubungan hingga ke pelaminan. Hal ini terjadi karena ada kemungkinan terjadinya pembatalan lamaran sebab tidak ada kesepakatan dari dua belah pihak keluarga.

Acara tande putus sebenarnya mirip dengan acara pertunangan. Tande putus ini juga memberikan suatu benda sebagai tanda. Barang-barang yang biasanya diberikan bisa berupa cincin belah rotan, uang pesalin sekadarnya, dan aneka rupa dan jenis kue. Setelah tande putus ini diserahkan maka akan berlanjut ke tahap berikutnya yaitu dengan menentukan tanggal serta hari pernikahan yang cocok.

Rakyat Betawi biasanya akan mengadakan acara melamar pada Hari Rabu yang berarti acara tande putus diadakan pada hari yang sama seminggu sesudah acara tersebut. Dalam acara tande putus ini utusan yang datang menemui keluarga si calon none menantu adalah orang-orang yang sudah dipercayai dan ditunjuk secara langsung oleh keluarga si mempelai pria.

Di acara tande putus ini keluarga yang telah menemukan kesepakatan bersama akan melanjutkan dengan beberapa pokok pembicaraan yang seperti berikut ini:

1. Biaya yang dibutuhkan untuk keperluan pesta menjadi bahasan utama. Seperti halnya dengan kebanyakan adat dari sistem patrilineal yang menyerahkan beban pernikahan pada pihak pria, budaya Betawi pun begitu juga dengan menyerahkan tanggungan biaya pernikahan pada si mempelai pria. Meskipun begitu seiring dengan berjalannya waktu, kini biaya untuk upacara pernikahan tidak lagi hanya ditanggung oleh si pihak mempelai sendiri, tetapi mempelai perempuan pun juga ikut turut membantu, meskipun hanya sedikit.

2. Bahan pembicaraan berikutnya yang tidak kalah penting adalah berapa lamanya upacara pernikahan akan diadakan. Hal ini dikarenakan dahulu orang Betawi terbiasa menyelenggarakan upacara pernikahan bisa hingga berhari-hari lamanya.

3. Perangkat pakaian upacara pernikahan pun tidak kalah penting untuk didiskusikan. Yang dibicarakan oleh kedua keluarga biasanya meliputi perangkat pakaian upacara pernikahan yang akan dipakai oleh mempelai perempuan yang terkait dengan busana pernikahan adat Betawi yang mempunyai variasi dimulai dari busana rias besar tradisional, busana rias bakal, busana rias besar modifikasi, sampai pada busana rias bakal untuk acara akad nikah. Semakin lama upacara pernikahan diadakan maka busana pernikahannya pun harus berganti setiap harinya.

4. Jumlah undangan pun juga termasuk penting untuk dibicarakan. Siapa dan berapa banyak orang yang diundang tidak boleh luput dari pokok pembicaraan.

5. Mahar atau yang dipanggil dengan cingkrem oleh orang Betawi biasanya harus dirembuk hingga tercipta kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga mempelai pria dan perempuan.

6. Kekudang yang diminta juga harus dibahas. Kekudang ini merupakan makanan yang menjadi kesukaan dari mempelai perempuan. Kesukaan mempelai perempuan ini bisa berupa kue cincin, kue cucur, gemblong atau kue rangi yang termasuk ke dalam makanan khas Betawi.


7. Pelangke juga masuk ke dalam pokok pembicaraan. Pelangke adalah pelangkah yang harus disediakan untuk diberikan pada saudara mempelai yang lebih tua (abang atau mpok) yang belum menikah.




Sumber :perempuan.com

You Might Also Like

0 komentar